Kamis, Oktober 09, 2008

Impor Minyak Pertamina Tertunda




JAKARTA , Investor Daily
Impor minyak mentah yang dilakukan PT Pertamina dari Libya terpaksa tertunda. Penundaan disebabkan kendala pengadaan kapal tanker. Rencananya, impor minyak mentah itu akan dipakai untuk memasok kilang Cilacap dan Balikpapan milik Pertamina.

Pertamina mengimpor minyak mentah dari Libya melalui anak usahanya yang berbasis di Singapura, Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Petral akan mengimpor minyak mentah sebanyak 1-1,5 juta barel per bulan.

Direktur Pengolahan Pertamina Rukmi Hadihartini mengatakan, sebenarnya pengapalan minyak mentah tahap awal akan dilakukan pada Oktober 2008.

“Kalaupun terlambat, kami berharap sudah bisa dikirim pada November-Desember 2008. Kabarnya, kapal tanker yang ada tidak bisa melewati Terusan Suez, Mesir,” katanya di Jakarta, Kamis (9/10).

Dia menjelaskan, Petral mengimpor minyak mentah jenis sarir yang merupakan medium sweet untuk Kilang Balikpapan dan Cilacap. Volume impor mencapai 50.000-250.000 barel per hari atau sekitar 1,5-6 juta barel per bulan. Impor dilakukan secara bertahap.

Direktur Utama Pertamina Ari Hernanto Sumarno menambahkan, pihaknya bekerja sama dengan perusahaan migas nasional milik Libya (National Oil Corporation/NOC) untuk mengimpor minyak mentah tersebut. “Dalam kontrak, NOC akan memasok selama 20 tahun,” ujarnya.

Bentuk ISCM
Sementara itu, perusahaan migas pelat merah tersebut saat ini sedang menunggu pembentukan manajemen rantai pasokan terpadu (integrated supply chain management/ISCM). Pembentukan ISCM diharapkan tuntas akhir tahun ini. ISCM rencananya menjadi payung segala kegiatan pasokan bahan bakar minyak (BBM) maupun minyak mentah Pertamina. “Semuanya tinggal menunggu persetujuan komisaris perseroan,” kata Komisaris Pertamina Maizar Rahman di Jakarta, Rabu (8/10).

Maizar menjelaskan, dengan struktur manajemen tersebut, maka akan ada integrasi untuk ekspor impor minyak yang akan dilakukan Pertamina.

“Nantinya, untuk impor BBM akan berada di bawah direktur pemasaran, sedangkan untuk minyak mentah di bawah direktur pengolahan,” jelasnya.

Wakil Direktur Utama Pertamina Iin Arifin Takhyan mengatakan, ISCM akan langsung berada di bawah kendali direktur utama. Struktur ISCM melibatkan orang dalam Pertamina dan tidak merekrut
orang-orang baru. (pya)

Tidak ada komentar: