Sabtu, Oktober 18, 2008

kenapa BBM dinaikkan???dan tak bisa diturunkan lagi???


Perhitungan dengan menahan Harga minyak Dunia = X = USD 120 konstan sedangkan jumlah produksi dan consumpion bergerak variable sesuai titik koordinatnya, adalah Harga dipatok = 120 X (1 + 0.2) : 159 x Rp 9.300 = Rp 8.423,-

Maka sbb:

Tahun 1986 sumbangan minyak bumi ke APBN = A + B = C

Tahun 2000 sumbangan minyak bumi ke APBN = A1 + B1 = C1

Tahun 2008 sumbangan minyak bumi ke APBN = A2 + B2 = C2

Asumsi-asumsi: 1bbl = 159ltrs; 1 usd = Rp9300; Harga crude oil export = 120 usd ; Harga premium thn 1986 = Rp2000,- ; 2005 = Rp4500,- ; 2008 = Rp6000,- Harga BBM Rp8.423,- (120X(1+20%):159 X 9.300); biaya produksi 20% dari harga barang.

Analisa APBN 1986

Walaupun pada saat itu Pemerintah menetapkan harga Rp2.000,-/ltr di SBPU, pendapatan Pemerintah masih tinggi >> lihat table kelompok (C).

Analisa APBN 2000

Pada tahun ini karena harga masih tetap Rp.2000,-/ltr di SPBU, pendapatan pemerintah sudah merosot tajam >> lihat table kelompok (C1).

Analisa APBN 2008

Pada tahun 2005 Pemerintah menetapkan harga menjadi Rp.4.500,- pendapatan pemerintah masih tetap lemah >> lihat table kelompok (C2).

Keputusan Pemerintah mencabut lagi subsidi jadi harga menjadi Rp.6.000,- pendapatan pemerintah agak terdongkrak naik >> lihat table kelompok (C3).

Kesimpulan:

1).Harga premium Rp 6000,- sudah lumayan tapi belum mencapai titik impas, sedangkan titik impas ada di Rp8.423,- >> lihat table kelompok (C4)


Memang kebutuhan akan Minyak Bumi masih tinggi, namun peningkatannya sudah kecil dibanding Bahan bakar yang lainnya. Ada apa sih dengan sumber energi kita?

Akhirnya saya mencari alasan untuk mempertanyakan kenaikan Harga BBM.


10 alasan kenapa BBM dinaikkan

PERTAMA

graph1

Sumber : ASEAN Center for Energy

Dari grafik tersebut terlihat bahwa konsumsi energi kita terlihat bahwa Minyak Bumi menempati posisi pertama dalam pemakaian dan produksi sebagai Bahan Bakar. Namun sebelum tahun 2005 aja ternyata konsumsinya lebih tinggi ketimbang produksinya. Di sisi lain Batubara dan Gas Alam produksinya walau masih kecil namun bisa mengurangi konsumsi berlebihan terhadap minyak bumi.

Haruskah Harga BBM naik, jika kita bisa mengoptimalkan produksi dan konsumsi dari Batubara dan Minyak bumi?

KEDUA

graph2

Sumber : BP

Negara-negara lain sudah meningkatkan penggunaan Batubaranya dalam penggunaan energinya, kapan Indonesia?

Haruskan Harga BBM Naik?

KETIGA

PLN sebagai salah satu pengguna BBM, tidak memiliki konsensi batubara, semuanya dikuasai asing.

  • Tenaga Nasional Berhad (PLN Malaysia), punya konsesi di Gunung Lombok, Kalsel
  • Tata Power Co.Ltd (India), punya 30 % saham di KPC & Arutmin, Kaltim
  • Perusahaan Listrik Thailand, punya konsesi di Asam-asam, Kalsel
  • Perusahaan Listrik Philipina, punya mitra/konsesi di Kaltim dan Kalsel

Trus kemana batubara untuk PLN Indonesia? Padahal kebutuhan PLN untuk bahan bakar terutama di luar Jawa Madura Bali (Jamali) sangat besar.

Sekali lagi apakah Harga BBM Harus Naik, padahal kita kaya batubara?

KEEMPAT

UU No.22 Tahun 2001 : b.

bahwa minyak dan gas bumi merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan yang dikuasai oleh negara serta merupakan komoditas vital yang menguasai hajat hidup orang banyak dan mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional sehingga pengelolaannya harus dapat secara maksimal memberikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat;

Pasal 8 UU No.22 Tahun 2001 :

(1)Pemerintah memberikan prioritas terhadap pemanfaatan Gas Bumi untuk kebutuhan dalam negeri dan bertugas menyediakan cadangan strategis Minyak Bumi guna mendukung penyediaan Bahan Bakar Minyak dalam negeri yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

(2) Pemerintah wajib menjamin ketersediaan dan kelancaran pendistribusian Bahan Bakar Minyak yang merupakan komoditas vital dan menguasai hajat hidup orang banyak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Apakah pemerintah sudah memberikan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dengan pengelolaan Minyak Buminya? Masihkah kebutuhan dalam negeri diprioritaskan? Adakah jaminan terhadap kelancaraan dan ketersediaan BBM?

Solutifkan BLT (Bantuan Langsung Tunai) itu?

Lalu, kenapa Harga BBM Harus Naik?

KELIMA

Indonesia sudah memiliki Marlip punya Pak Masrah, Mobil Listrik ramah lingkungan bisa mengatasi sebagian masalah transportasi yang menguras banyak BBM itu, tapi sayang seperti yang dikeluhkan oleh Menteri Design Republik Indonesia bahwa designnya kurang gimana gitu.

Kenapa kita mengembangkan mobil-mobil listrik itu, mencarikan investor untuk mengembangkan, dan bisa menjadi tuan di rumah sendiri.

Lalu kenapa harus Harga BBM naik, jika kita bisa memanfaatkan marlip?

Kadang pemerintah hanya berfikir di sisi Demand Side Management (DSM) padahal yang lebih urgent penataan di sisi Supply Side Management (SSM) yang akhirnya merugikan rakyatnya sendiri. Padahal anggaran untuk peningkatan kualitas dan nilai di sisi SSM tidak lebih sama dengan penghematan yang direncanakan dengan DSM (menaikan harga BBM red).

KEENAM

Sektor mana sih yang sangat berdampak ketika BBM naik? salah satunya transportasi massal. Ketika menaikkan harga BBM tentunya akan berdampak ke semua sektor apalagi yang menggunakan transportasi massal itu, terutama BUS dan mikrolet. Sehingga berujung kepada rakyat-rakyat kecil yang menggunakan transport itu. Kenaikan harga barang dan kebutuhan pokok menjadi-jadi, baru berita kenaikan BBM aja barang-barang sudah naik.

Berikutnya adalah solar bagi nelayan yang melaut, mau tidak mau jumlah pengeluaran mereka menjadi lebih banyak padahal untuk mendapatkan sejumlah ikan sudah sulit. Minyak tanah yang ternyata program pergantian ke Gas LPG tidak berlangsung normal, masih saja penjual-penjual jajanan kecil itu mengandalkan penggunaan minyak tanah.

Belum lagi yang memanfaatkan premium sebagai transport sehari-hari untuk berusaha, yah makin tinggilah harga kebutuhan pokok. Lagi-lagi mengorbankan rakyat kecil.

Saya dejavu dengan peristiwa kenaikan BBM tahun 2005 yang saya tulis di sini dan di sini, pemerintah selalu menggunakan alasan yang sama ketika menaikkan harga BBM. Apakah hal itu tidak dievaluasi pemerintah ketika terjadi kenaikan BBM tahun 2005 untuk kenaikan harga Minyak Bumi dunia periode selanjutnya?

Saya masih ingat sekali dengan janji Pemerintah waktu itu (2005 red) “Nanti kalau harga sudah normal, harga BBM akan diturunkan”. Ternyata apa yang terjadi? Tahun 2006 malah menurunkan harga minyak untuk industri sedangkan untuk masyarakat tetap dibiarkan naik! Saya takutkan kejadian ini berulang untuk kebijakan kenaikan BBM tahun ini.

apakah pernyataan 80 % BBM itu dipakai orang kaya masih berlaku, jika nyata-nyatanya sebenarnya kenaikan BBM ini untuk orang kaya??

Haruskan harga BBM naik?

KETUJUH

Berapa jumlah alat transportasi kita? Kita liat data berikut ini :

Year

Passenger Car

Buses

Trucks

Motor Cycles

Total

1987

1 170 103

303 378

953 694

5 554 305

7 981 480

1988

1 073 106

385 731

892 651

5 419 531

7 771 019

1989

1 182 253

434 903

952 391

5 722 291

8 291 838

1990

1 313 210

468 550

1 024 296

6 082 966

8 889 022

1991

1 494 607

504 720

1 087 940

6 494 871

9 582 138

1992

1 590 750

539 943

1 126 262

6 941 000

10 197 955

1993

1 700 454

568 490

1 160 539

7 355 114

10 784 597

1994

1 890 340

651 608

1 251 986

8 134 903

11 928 837

1995

2 107 299

688 525

1 336 177

9 076 831

13 208 832

1996

2 409 088

595 419

1 434 783

10 090 805

14 530 095

1997

2 639 523

611 402

1 548 397

11 735 797

16 535 119

1998

2 769 375

626 680

1 586 721

12 628 991

17 611 767

1999*)

2 897 803

644 667

1 628 531

13 053 148

18 224 149

2000

3 038 913

666 280

1 707 134

13 563 017

18 975 344

2001

3 261 807

687 770

1 759 547

15 492 148

21 201 272

2002

3 403 433

714 222

1 865 398

17 002 140

22 985 193

2003

3 885 228

798 079

2 047 022

19 976 376

26 706 705

2004

4 464 281

933 199

2 315 779

23 055 834

30 769 093

2005

5 494 034

1 184 918

2 920 828

28 556 498

38 156 278

Source : State Police of Indonesia

dicopy dari : http://www.bps.go.id/sector/transpor/land/yearly/table3.shtml

Seandainya jumlah kendaraan yang ditekan laju pertumbuhannya, tentunya jumlah BBM yang sebagian besar ke sedot di transportasi itu, akan mengurangi tanggungan APBN dalam mengamankan pasokan BBM negara ini.

Jumlah passengger car 5.494.034 buah dan motor cycles 28.556.498 buah tahun 2005 menunjukan jumlah angka yang tinggi. Salah satu solusi untuk mengurangi penggunaan BBM di sektor transportasi dan juga sekalian menjaga lingkungan adalah peningkatan pajak kendaraan, terutama pajak kendaraan mewah, seharusnya lebih ditinggikan.

Ketika pajak kendaraan itu ditinggikan mau tidak mau pengunaan transportasi massal akan menjadi alternatif buat masyarakat kita untuk bepergian, sedang kendaraan bermotor yang dipakai pribadi akan berkurang. Namun apa yang harus dikata, sudah bereskan sistem transportasi massal kita? sudah nyamankah? ternyata belum sodara-sodara, kenapa fokus pemerintah tidak seperti itu yak?

Haruskan harga BBM naik? ketika seharusnya memprioritaskan penggunaan transportasi massal dan menekan jumlah kendaraan bermotor lainnya.

KEDELAPAN

Masih ingatkah kita dengan kasus penyelundupan Minyak kita? yang dijual mahal lebih 2 kali lipat di banding menjualnya di dalam negeri sendiri? Praktek kasus seperti ini yang sampai sekarang ini masih menjamur sehingga seakan-akan BBM kita hilang dipasaran, padahal pasokan BBM kita secara nasional tersedia.

Belum lagi kasus-kasus penjualan batubara buat PLN yang dihargai harga mahal, dan penyisaan batubara berkualitas rendah. Sehingga energi yang dibutuhkan untuk membangkitkan listrik juga tinggi.

Praktek-praktek illegal dalam penyaluran BBM maupun energi lainnya ini yang senantiasa kita harus awasi. dan Haruskah harga BBM naik? padahal kita memiliki pasokan energi yang mencukupi malah melebihi kebutuhan Nasional?

KESEMBILAN

Usulan penggunaan smart card yaitu setiap kendaraan bermotor diberikan kartu nantinya setiap hari ada batasan penggunaan BBM, sedangkan kalau lebih dalam menggunakan BBM akan diberi harga yang lebih mahal.

AKhirnya dimentahkan juga. yang sebenarnya lebih baik daripada kenaikan BBM secara keseluruhan, karena mengajarkan rakyat untuk berhemat.

Haruskah harga BBM naik jika sistem smart card ini sudah lebih baik? Namun saya belum mengatakan ini sebagai solusi terbaik untuk mensiasati kenaikan harga minyak dunia

KESEPULUH

Melanjutkan alasan KEEMPAT, BLT solutifkah? banyak hal yang sebenarnya pemerintah berkaca dari penerapan kebijakan penyaluran BLT ketika BBM tahun 2005 dinaikkan, antara lain :

  • Sosialisasi kurang, sehingga banyak rakyat miskin tidak mendapatkannya.
  • Tidak tepat sasaran sehingga dana yang sampaikan tidak sampai di tangan yang berhak, ada yang mendapatkan dobel, atau malah diselewengkan.
  • Apakah ini hanya sekedar “Kenikmatan sesat sesaat” bagi rakyat kecil?
  • Apakah ini dapat diistilahkan penyuapan ke rakyat kecil? Yang katanya untuk menekan jumlah penduduk miskin, tapi nyatanya akan menyengsarakan rakyat?

Penggunaan anggaran Rp 22,9 M untuk ongkos cetak dan Rp 105 M untuk distribusi Bantuan Langsung Tunai (BLT)yang beritanya di sini itu sudah terlalu tinggi untuk memberikan kompensasi. Sedangkan berita terakhir PNS dan TNI juga akan mendapatkan kompensasi berupa Beras BB. tapi apa mau dikata harga kebutuhan pokok lainnya juga meningkat. tidak sebanding dengan penghasilannya.

Anggota DPR aja masih banyak yang protes kenaikan BBM yang jelas-jelas paham tentang pengganggaran di negara ini, sehingga kalau dinyatakan bahwa kenaikan BBM untuk meringankan APBN, apakah itu tidak salah?

Sehingga kita harus juga mempertanyakan kenaikan harga BBM ini masih perlukah?

sumber:

http://asruldinazis.wordpress.com/ dan http://rovicky.wordpress.com
oleh coy*s

Tidak ada komentar: