JAKARTA, SENIN — Pemerintah masih menunggu harga minyak Indonesia (Indonesia crude price/ICP) menyentuh 63 dollar AS per barrel sebelum mengkaji penurunan harga BBM bersubsidi.
Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Senin (27/10), mengatakan, harga ICP sebesar 63 dollar AS per barrel berarti harga premium keekonomian sudah setara dengan premium bersubsidi, yakni Rp 6.000 per liter.
"Saat ini ICP masih 71-72 dollar AS per barrel. Jadi, kita tunggu apakah menyentuh 63 dollar AS per barrel atau tidak pada hari-hari mendatang," katanya.
Menurut Purnomo, pemerintah belum bisa memastikan apakah harga premium bersubsidi bisa diturunkan pada tahun ini atau tidak. "Kita lihat perkembangan harga minyak dulu," ujarnya.
Purnomo juga membantah terdapat kelebihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang telah dialokasikan dalam APBN Perubahan 2008 senilai Rp 126 triliun.
"Tidak betul kalau dikatakan saat ini ada kelebihan subsidi BBM. Alokasi subsidi senilai Rp126 triliun sudah terpakai semua," katanya.
Sebelumnya, sejumlah kalangan, baik anggota DPR maupun pengamat, mengungkapkan, saat ini sudah terdapat kelebihan alokasi subsidi APBN Perubahan 2008 sehingga bisa dipakai buat menurunkan harga BBM bersubsidi.
Menurut Purnomo, saat harga minyak dunia tinggi yang mencapai rekor sebesar 147 dollar AS per barrel pada awal tahun, telah menyerap banyak subsidi BBM. "Jadi, sekarang sudah habis," katanya.
Ia menambahkan, kalaupun ingin alokasi subsidi BBM tetap Rp 126 triliun, ICP harus 45 dollar AS selama November-Desember 2008. "Saya akan paparkan angka-angkanya dalam raker dengan Komisi VII DPR siang ini," katanya.
Senin, Oktober 27, 2008
Harga BBM Turun Tunggu ICP 63 Dollar
Senin, 27 Oktober 2008 | kompas :coy*s
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar