Jumat, November 28, 2008

Indonesia Urutan ke Tujuh Negara Pemberi Subsidi Energi

JAKARTA. Indonesia tercatat sebagai negara urutan ke tujuh terbesar yang memberikan anggaran subsidi energi dari 20 negara non OECD. Diatas Indonesia adalah Venezuela, India, Arab Saudi, China, Rusia dan Iran. Sedang dibawah adalah Mesir, Ukraina, Argentina, Afrika Selatan, Kazakhstan, Pakistan, Malaysia, Thailand, Nigeria, Taiwan, Vietnam dan Brasil.

''Indonesia urutan ke tujuh dengan mengalokasikan anggaran cukup besar untuk subsidi energi,'' ujar Direktur Eksekutif Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA) Nobuo Tanaka saat memberikan paparan World Energy Outlook 2008 di Jakarta, Jum'at (20/11). Secara keseluruhan anggaran subsidi energi yang dialokasikan ke 20 negara tersebut pada tahun 2007 mencapai 310 miliar USD.

Kebijakan subsidi energi membuat harga energi dibawah harga pasar atau harga keekonomiannya. Selain itu pemerintah juga melakukan kontrol terhadap harga dan penjualan energi yang masih di subsidi tersebut. ''IEA memberikan apresiasi terhadap sejumlah negara yang secara bertahap mengurangi subsidi. Kami juga berpendapat subsidi berangsur-angsur memang harus juga dihapuskan,'' ujar Nobuo Tanaka.

Menurut Brett Jacobs, Manager Program untuk Asia Tenggara-IEA, mengubah kebijakan harga energi menjadi hal penting bagi Indonesia. ''Membuat jadwal pengurangan subsidi untuk jangka menengah merupakan kebutuhan Indonesia,'' ujar Brett Jacobs. Indonesia telah melakukan pengurangan subsidi yang berarti menaikan harga energi dengan memberikan kompensasi Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada tahun 2005 dan 2008.

Meski demikian diakui oleh Brett Jacobs yang bersama tim IEA melakukan Indonesia Indepth Energy Policy Riview (IIEPR) melakukan kebijakan pengurangan subsidi tidak semudah mengucapkan. ''Kami memahami benar hal ini. Terlebih terkait dengan iklim demokrasi yang terjadi. Namun berdasarkan pandangan kami ini adalah penting sekali bagi kebijakan energi dan untuk Indonesia secara keseluruhan,'' papar Brett Jacobs.

Brett Jacobs mengingatkan bahwa akibat penerapan kebijakan subsidi energi maka ekonomi Indonesia rentan menghadapi guncangan perubahan harga energi dunia. Selain itu, subsidi energi membuat program diversifikasi maupun pengembangan sumber energi terhambat, investasi kurang bergairah serta tidak mendorong penggunaan energi secara lebih efisien. ''Selain itu juga menambah biaya politik dan ekonomi bagi negara,'' tegas Brett Jacobs.

Tidak ada komentar: