Jumat, November 14, 2008

Zero Losses : Masyarakat Diuntungkan





A. Faisal Pengantar Redaksi :
Pertamina terus berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan memrombak semua sistem di Depot Plumpang menjadi serba otomatis. Dengan adanya perubahan sistem tersebut diharapkan kebocoran ataupun kekurangan meter tidak lagi terjadi dan mayarakatpun diuntungkan. Berikut petikan wawancara dengan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina A. Faisal kepada Media Pertamina, mengenai hal tersebut.

Program zero losses di depot telah dilakukan, potensi kebocoran berhasil ditekan. Bisa dijelaskan?

Mengenai kebocoran, kalau dulu kita ada toleransi kehilangan itu sebesar 0,5%. Sekarang kita sudah bisa tekan di bawah 0,1% yakni 0,05%. Bahkan kita ada beberapa hal yang sudah mencapai 0,01%. Jadi kita memang kita sekarang berusaha menekan sampai dengan serendah mungkin ini yang disebut zero losses.

Karena bayangkan saja yang setiap hari dari Depot Plumpang minyak keluar sebesar 25.000 KL per hari maksimal dari sini, kalau 0,5% dari 25.000 KL sudah 125.000 liter kalau loss. Sekarang ini 1.000 - 2.000 KL dan target Pertamina adalah 0%.


Dimana saja terjadi kebocoran tersebut?

Kebocoran disini yang masih ada, karena proses penguapan-penguapan teknis. Kedua, karena ketidakpastian dari meter saja. Tapi secara teknis dan sengaja orang yang membocorkan sudah hilang sekarang.

Jadi kebocoran-kebocoran terjadi karena masalah teknis dari peralatan yang ada. Oleh karena itu sekarang ini kami sempurnakan peralatan yang ada. Tapi kebocoran yang dilakukan secara sengaja biasa terjadi disini, itu sudah dihilangkan sama sekali.


Kalau sebelumnya bagaimana?

Ya, kalau sebelumnya kebocoran terjadi kalau isi di filling set dari ujung ke ujung, orang sudah antri untuk niris. Mulai dari masuk sampai keluar tangki orang sudah siap mengambil jatahnya.

Bisa juga ketika mau mengisi meterannya tidak jalan, dengan manual bisa diatur. Mau ditambah 100 liter atau 200 liter bisa saja. Sekarang ini sudah tidak ada kemungkinan, karena sudah otomatisasi dan semua peralatannya sudah otomatis dan sudah tepat semua yang diambil sesuai dengan meterannya.

Sekarang kalau dibilang adanya loss itu hanya karena ketidak akuratan antara teknis yang ada ataupun pos penguapan yang terjadi karena kebocoran-kebocoran yang terjadi karena pipa.


Kalau kebocoran sudah dapat diatasi, apakah ada kemungkinan bahan bakar dapat menjadi murah harganya?

Artinya, Pertamina lebih efisien. Nah, kita mempunyai program efisien yang luar biasa secara keseluruhan di Indonesia. Kemarin tahun 2007, kita sudah bisa saving lebih kurang Rp 2 triliun dari loss dari seluruh Indonesia. Jadi sekarang ini kita mengupayakan ini terus, jadi harganya akan menambah margin atau keuntungan Pertamina.


Bagaimana dengan target tahun 2008?

Untuk tahun 2008, kami ada target-target lagi, yaitu kita mencoba untuk saving dari sisi Perkapalan sebesar Rp 1 trliun lagi.

Tapi ini kita upayakan karena masih menghadapi berbagai macam kendala, apalagi kapal-kapal milik Pertamina sudah banyak yang tua. Sehingga menyebabkan kadang-kadang terjadi penumpahan-penumpahan dan hal itulah yang ingin kita hindari sekarang ini.

Dan kita juga ingin meremajakan armada milik kita juga.


Dengan terobosan seperti zero losses, apa yang sebenarnya didapat oleh masyarakat?

Keuntungan bagi masyarakat dengan efisiensi yang terjadi di Pertamina adalah pelayanan masyarakat menjadi lebih baik dan masyarkatpun akhirnya diuntungkan. kalau dulu misalnya truk dari Plumpang ke SPBU itu hilang 100-200 liter jadi yang diterima oleh SPBU juga segitu.

Padahal pihak SPBU telah membayar full.

Misalnya dia ambil 10.000 liter, masuk ke SPBU tinggal 9500 liter, otomatis dia rugi. Untuk menutupi kerugian itu bagaimana? Biasanya mereka akan main di meteran untuk konsumen atau masyarakat.

Tapi karena sekarang sudah dijamin SPBU apa yang dibayar segitu juga yang dia terima. Jadi pengusaha pompa bensin tidak ada alasan lagi untuk tidak memberikan pelayanan yang tepat kepada masyarakat. Dengan adanya sistem tersebut yang diuntungkan masyarakat, dengan mendapatkan haknya yaitu tepat ukuran sesuai dengan apa yang dibayarnya.


Apa mungkin kalau ini ditekan semua, harga akan menjadi murah?

Bisa anda lihat, biaya Pertamina itu hanya 9% totalnya. Dari total cost yang ada disini. Jadi kalau kita dapat apapun yah nol, semua loss ditekan Pertamina tidak dapat apapun. Bukan karena Pertamina tidak dibayar, tapi karena harganya hanya turun 9%.

Jadi kalau harga keekonomiannya Rp10.000, berarti Pertamina hanya dapat Rp 9.000. Itu menandakan kita tidak mendapatkan apa-apa. Biaya Pertamina tidak diganti, keuntungan Pertamina tidak ada, biaya kita hanya Rp 1.000 perak per liternya.

Jadi Pertamina dibayar nol pun, atau tidak dibayar, tidak dikasih biaya penggantian dan untungnya pun hanya turun Rp 1.000. Karena 90% daripada biaya BBM itu karena dari harga minyak. Lebih dari 90% karena biaya minyak, karena biaya Pertamina hanya 9%.

Jadi tolong dipahami oleh masyarakat. Seefisienpun Pertamina, dan tidak dibayar margin kita hanya turun 9%

1 komentar:

ENGGAR mengatakan...

wah Presentasi buatan saya tahun 2007 masih ada ya :D

-Taufan Enggar