Kamis, November 13, 2008

Ribuan Tabung Elpiji di Palembang Sudah Kadaluwarsa

Petugas outlet gas di SPBU Palapa, Bandar Lampung, Selasa (6/5), mengatur tabung-tabung gas kosong untuk diisi kembali. Meski tidak terjadi kenaikan harga, warga Bandar Lampung, dalam dua hari terakhir, kesulitan mendapatkan gas elpiji ukuran 12 kilogram. Permintaan warga akan gas yang cukup tinggi membuat pengecer dan outlet gas selalu kehabisan stok.
Video
Kamis, 13 November 2008 | 21:23 WIB

PALEMBANG, KAMIS - Sekitar 17.000 tabung elpiji 12 kilogram yang beredar di wilayah Sumatera Selatan, diperkirakan sudah habis mas tes (HMT) atau kadaluwarsa. Tabung itu harus segera diganti, agar tidak membahayakan masyarakat.

Wakil Ketua I Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Palembang, Nina Hikmah, Kamis (14/11) mengatakan, sejak awal November lalu, tabung gas elpiji 12 kilogram yang sudah HMT tidak boleh diisi lagi. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji juga tidak bersedia mengisinya.

Sebanyak 15 agen elpiji yang ada di Sumsel terpaksa menahan tabung yang sudah kadaluwarsa, sehingga pasokan yang tersedia berkurang. Jumlah tabung yang saat ini tertahan di agen sekitar 5.000 tabung, dan yang masih beredar di masyarakat sekitar 12.000 tabung.

"Masa berlaku tabung 25 tahun, kalau lebih dari itu tidak boleh beredar," ujarnya. Menurut Nina, secara keseluruhan, permintaan elpiji 12 kilogram di Sumsel mencapai 252.000 tabung per bulan, sedangkan pasokan dari pertamina sekitar 217.000 tabung.

Meskipun demikian, kebutuhan gas masyarakat masih terbantu dengan ketersediaan elpiji isi tiga kilogram. Sebagian masyarakat yang sebelumnya menggunakan elpiji isi 12 kilogram, beralih ke elpiji isi tiga kilogram. Kenaikan permintaan elpiji tiga kilogram sekitar 40 persen.

"Permintaan naik gara-gara terjadi antrian untuk mendapatkan elpiji 12 kilogram, beberapa waktu lalu," katanya.

Nina mengatakan, pertamina harus segera mengganti tabung gas elpiji yang sudah HMT. Apabila tidak segera diganti, dikhawatirkan pasokan elpiji 12 kilogram di masyarakat akan berkurang.

Pimpinan agen elpiji PT Elgastrindo Abadi Palembang, Syariefhusin Basnan mengaku sudah menahan 200 tabung elpiji 12 kilogram yang sudah HMT. Secara keseluruhan, persediaan berjalan (working stok) mencapai 1.500 tabung, dengan permintaan antara 400 hingga 600 tabung per hari.

Menurut dia, tabung yang sudah HMT tidak dapat digunakan karena beresiko mengalami korosi, sehingga mudah pecah. Kalau pertamina tidak segera mengganti, bisa langka lagi, ujarnya.

Saat ini, sebagian masyarakat pengguna elpiji 12 kilogram juga sudah beralih ke elpiji tiga kilogram. Sebelumnya, tabung isi tiga kilogram yang terjual hanya sekitar 50 unit per hari, namun saat ini mencapai 100 tabung per hari.

Asisten Customer Relation PT Pertamina (persero) Pemasaran BBM Retail Region II Palembang, Roberth MVD mengatakan, pertamina selalu mengganti tabung elpiji yang ditemukan sudah HMT. Penggantian tidak dilakukan secara periodik, sepekan atau sebulan sekali.

Terkait temuan 17.000 tabung yang diduga kadaluwarsa, ia mengaku belum mendapatkan informasi. Meskipun demikian, 17.000 tabung tersebut tidak mungkin ditarik bersamaan, namun secara bertahap. Hal itu untuk menghindari kekurangan pasokan di masyarakat.

Menurut dia, hal utama yang perlu diperhatikan yaitu pengawasan di lapangan. Pengawasan tabung hendaknya dilakukan di semua tingkatan, mulai dari stasiun pengisian bahan bakar elpiji hingga masyarakat pemakai. kompas

Tidak ada komentar: