Senin, November 03, 2008

Harga BBM Turun Tidak Lebih dari 27 Persen


Foto: dok detikFinance
Jakarta - Pemerintah masih memperhitungkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Jika pun akan menurunkan harga, penurunannya tidak akan sebesar 27-28 persen atau sebesar ketika pemerintah menaikkan harga BBM pada akhir Mei lalu.

Hal tersebut disampaikan Menneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta di Gedung Bappenas, Jalan Taman Surapati, Jakarta, Senin (3/11/2008).

"Penurunannya pasti akan berkurang, kan pemerintah juga memperhitungkan beban yang harus ditanggung, seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai)," ujarnya.

Pemerintah, lanjut Paskah, dalam 6 bulan terakhir saja harus mengeluarkan dana Rp 12 triliun untuk penyaluran BLT. Sehingga jika menurunkan harga BBM yang tentunya menambah beban pemerintah, prosentase penurunannya tidak bakal melebihi kenaikan BBM pada Mei lalu yang rata-rata naik sebesar 28,7 persen.

Paskah juga mengatakan tidak ada faktor politik dalam perhitungan pengurangan harga BBM.

"Tidak ada faktor politik, ini semua faktor perhitungan beban yang selama ini ditanggung pemerintah selama 1 tahun, pokoknya tidak akan seperti naiknya," ujarnya.(ddn/ir)


JAKARTA, SENIN - Negara tetangga, Malaysia, sudah dua kali menurunkan harga jual BBM-nya pascamerosotnya harga minyak mentah dunia. Indonesia? Pemerintah berdalih, subsidi BBM sudah melebihi dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN. Penurunan harga pun semakin kecil peluangnya. Meskipun dikritik berbagai pihak, belum juga ada titik terang akankah pemerintah mengambil kebijakan menurunkan harga BBM bersubsidi.



Kurangi beban

Ketua Komite Tetap Fiskal dan Moneter Kamar Dagang dan Industri Indonesia Bambang Soesatyo menyebutkan, dengan adanya penurunan harga minyak mentah saat ini, pemerintah sebenarnya sudah dapat menghemat subsidi Rp 9,6 triliun.

Ada penghematan subsidi sekitar Rp 1.600 per liter sehingga jika dikalikan dengan realisasi volume BBM per bulannya yang mencapai 6 miliar liter akan didapatkan penghematan sekitar Rp 9,6 triliun.

Atas dasar itu, ujar Bambang, pemerintah sebaiknya segera mengambil keputusan untuk menurunkan harga BBM bersubsidi. Penurunan harga BBM akan mengembalikan daya beli masyarakat yang sempat tertekan oleh tiga kali kenaikan harga BBM, yakni dua kali pada 2005 dan pada Mei 2008.

”Dari penghematan subsidi itu, sebenarnya harga premium dan solar bisa diturunkan sekitar Rp 800 per liter. Penurunan itu sangat berarti bagi puluhan juta keluarga sebab pengeluaran bagi biaya transportasi akan berkurang,” ujar Bambang. (OIN) : kompas

Tidak ada komentar: