Jumat, November 28, 2008

Indonesia Urutan ke Tujuh Negara Pemberi Subsidi Energi

JAKARTA. Indonesia tercatat sebagai negara urutan ke tujuh terbesar yang memberikan anggaran subsidi energi dari 20 negara non OECD. Diatas Indonesia adalah Venezuela, India, Arab Saudi, China, Rusia dan Iran. Sedang dibawah adalah Mesir, Ukraina, Argentina, Afrika Selatan, Kazakhstan, Pakistan, Malaysia, Thailand, Nigeria, Taiwan, Vietnam dan Brasil.

''Indonesia urutan ke tujuh dengan mengalokasikan anggaran cukup besar untuk subsidi energi,'' ujar Direktur Eksekutif Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA) Nobuo Tanaka saat memberikan paparan World Energy Outlook 2008 di Jakarta, Jum'at (20/11). Secara keseluruhan anggaran subsidi energi yang dialokasikan ke 20 negara tersebut pada tahun 2007 mencapai 310 miliar USD.

Kebijakan subsidi energi membuat harga energi dibawah harga pasar atau harga keekonomiannya. Selain itu pemerintah juga melakukan kontrol terhadap harga dan penjualan energi yang masih di subsidi tersebut. ''IEA memberikan apresiasi terhadap sejumlah negara yang secara bertahap mengurangi subsidi. Kami juga berpendapat subsidi berangsur-angsur memang harus juga dihapuskan,'' ujar Nobuo Tanaka.

Menurut Brett Jacobs, Manager Program untuk Asia Tenggara-IEA, mengubah kebijakan harga energi menjadi hal penting bagi Indonesia. ''Membuat jadwal pengurangan subsidi untuk jangka menengah merupakan kebutuhan Indonesia,'' ujar Brett Jacobs. Indonesia telah melakukan pengurangan subsidi yang berarti menaikan harga energi dengan memberikan kompensasi Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada tahun 2005 dan 2008.

Meski demikian diakui oleh Brett Jacobs yang bersama tim IEA melakukan Indonesia Indepth Energy Policy Riview (IIEPR) melakukan kebijakan pengurangan subsidi tidak semudah mengucapkan. ''Kami memahami benar hal ini. Terlebih terkait dengan iklim demokrasi yang terjadi. Namun berdasarkan pandangan kami ini adalah penting sekali bagi kebijakan energi dan untuk Indonesia secara keseluruhan,'' papar Brett Jacobs.

Brett Jacobs mengingatkan bahwa akibat penerapan kebijakan subsidi energi maka ekonomi Indonesia rentan menghadapi guncangan perubahan harga energi dunia. Selain itu, subsidi energi membuat program diversifikasi maupun pengembangan sumber energi terhambat, investasi kurang bergairah serta tidak mendorong penggunaan energi secara lebih efisien. ''Selain itu juga menambah biaya politik dan ekonomi bagi negara,'' tegas Brett Jacobs.

Bagaimana Cara Membuat Bioetanol?


Seiringdengan menipisnya cadangan energi BBM, jagung menjadi alternatif yang penting sebagai bahan baku pembuatan ethanol (bahan pencampur BBM). Karenanya, kebutuhan terhadap komoditas ini pada masa mendatang diperkirakan mengalami peningkatan yang signifikan.Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme

  • Gasohol º campuran bioetanol kering/absolut terdena-turasi dan bensin pada kadar alkohol s/d sekitar 22 %-volume.
  • Istilah bioetanol identik dengan bahan bakar murni. BEX º gasohol berkadar bioetanol X %-volume.

Bahan Baku

  • Nira bergula (sukrosa): nira tebu, nira nipah, nira sorgum manis, nira kelapa, nira aren, nira siwalan, sari-buah mete
  • Bahan berpati: a.l. tepung-tepung sorgum biji (jagung cantel), sagu, singkong/gaplek, ubi jalar, ganyong, garut, umbi dahlia.
  • Bahan berselulosa (Þ lignoselulosa):kayu, jerami, batang pisang, bagas, dll. Sekarang belum ekonomis, teknologi proses yang efektif diperkirakan akan komersial pada dekade ini !

Pemanfaatan Bioetanol

  • Sebagai bahan bakar substitusi BBM pada motor berbahan bakar bensin; digunakan dalam bentuk neat 100% (B100) atau diblending dengan premium (EXX)
  • Gasohol s/d E10 bisa digunakan langsung pada mobil bensin biasa (tanpa mengharuskan mesin dimodifikasi).
Sumber Karbohidrat Hasil Panen Ton/ha/th Perolehan Alkohol
Liter/ton Liter/ha/th
Singkong 25 (236) 180 (155) 4500 (3658)
Tetes 3,6 270 973
Sorgum Bici 6 333,4 2000
Ubi Jalar 62,5* 125 7812
Sagu 6,8$ 608 4133
Tebu 75 67 5025
Nipah 27 93 2500
Sorgum Manis 80** 75 6000
*) Panen 2 ½ kali/th; $ sagu kering; ** panen 2 kali/th. Sumber: Villanueva (1981); kecuali sagu, dari Colmes dan Newcombe (1980); sorgum manis, dari Raveendram; dan Deptan (2006) untuk singkong; tetes dan sorgum biji (tulisan baru)

Teknologi Pengolahan Bioetanol

Teknologi produksi bioethanol berikut ini diasumsikan menggunakan jagung sebagai bahan baku, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakannya biomassa yang lain, terutama molase.
Secara umum, produksi bioethanol ini mencakup 3 (tiga) rangkaian proses, yaitu: Persiapan Bahan baku, Fermentasi, dan Pemurnian.

1. Persiapan Bahan Baku

Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman, baik yang secara langsung menghasilkan gula sederhana semisal Tebu (sugarcane), gandum manis (sweet sorghum) atau yang menghasilkan tepung seperti jagung (corn), singkong (cassava) dan gandum (grain sorghum) disamping bahan lainnya.

Persiapan bahan baku beragam bergantung pada bahan bakunya, tetapi secara umum terbagi menjadi beberapa proses, yaitu:

  • Tebu dan Gandum manis harus digiling untuk mengektrak gula
  • Tepung dan material selulosa harus dihancurkan untuk memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air secara baik
  • Pemasakan, Tepung dikonversi menjadi gula melalui proses pemecahan menjadi gula kompleks (liquefaction) dan sakarifikasi (Saccharification) dengan penambahan air, enzyme serta panas (enzim hidrolisis). Pemilihan jenis enzim sangat bergantung terhadap supplier untuk menentukan pengontrolan proses pemasakan.

Tahap Liquefaction memerlukan penanganan sebagai berikut:

  • Pencampuran dengan air secara merata hingga menjadi bubur
  • Pengaturan pH agar sesuai dengan kondisi kerja enzim
  • Penambahan enzim (alpha-amilase) dengan perbandingan yang tepat
  • Pemanasan bubur hingga kisaran 80 sd 90 C, dimana tepung-tepung yang bebas akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly) seiring dengan kenaikan suhu, sampai suhu optimum enzim bekerja memecahkan struktur tepung secara kimiawi menjadi gula komplek (dextrin). Proses Liquefaction selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses menjadi lebih cair seperti sup.

Tahap sakarifikasi (pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana) melibatkan proses sebagai berikut:

  • Pendinginan bubur sampai suhu optimum enzim sakarifikasi bekerja
  • Pengaturan pH optimum enzim
  • Penambahan enzim (glukoamilase) secara tepat
  • Mempertahankan pH dan temperature pada rentang 50 sd 60 C sampai proses sakarifikasi selesai (dilakukan dengan pengetesan gula sederhana yang dihasilkan)

2. Fermentasi

Pada tahap ini, tepung telah sampai pada titik telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan sebagian fruktosa) dimana proses selanjutnya melibatkan penambahan enzim yang diletakkan pada ragi (yeast) agar dapat bekerja pada suhu optimum. Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2.

Bubur kemudian dialirkan kedalam tangki fermentasi dan didinginkan pada suhu optimum kisaran 27 sd 32 C, dan membutuhkan ketelitian agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Karena itu keseluruhan rangkaian proses dari liquefaction, sakarifikasi dan fermentasi haruslah dilakukan pada kondisi bebas kontaminan.

Selanjutnya ragi akan menghasilkan ethanol sampai kandungan etanol dalam tangki mencapai 8 sd 12 % (biasa disebut dengan cairan beer), dan selanjutnya ragi tersebut akan menjadi tidak aktif, karena kelebihan etanol akan berakibat racun bagi ragi.

Dan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah destilasi, namun sebelum destilasi perlu dilakukan pemisahan padatan-cairan, untuk menghindari terjadinya clogging selama proses distilasi.

3. Pemurnian / Distilasi

Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air dan etanol). Titik didih etanol murni adalah 78 C sedangkan air adalah 100 C (Kondisi standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 - 100 C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 % volume.

Prosentase Penggunaan Energy

Prosentase perkiraan penggunaan energi panas/steam dan listrik diuraikan dalam tabel berikut ini:

Prosentase Penggunaan Energi
Identifikasi Proses Steam Listrik
Penerimaan bahan baku, penyimpanan, dan penggilingan 0 % 6.1 %
Pemasakan (liquefaction) dan Sakarifikasi 30.5 % 2.6 %
Produksi Enzim Amilase 0.7 % 20.4 %
Fermentasi 0.2 % 4 %
Distilasi 58.5 % 1.6 %
Etanol Dehidrasi (jika ada) 6.4 % 27.1 %
Penyimpanan Produk 0 % 0.7 %
Utilitas 2.7 % 27 %>
Bangunan 1 %> 0.5 %
TOTAL 100 % 100 %
Sumber: A Guide to Commercial-Scale Ethanol Production and Financing, Solar Energy Research Institute (SERI), 1617 Cole Boulevard, Golden, CO 80401

Peralatan Proses

Adapun rangkaian peralatan proses adalah sebagai berikut:

  • Peralatan penggilingan
  • Pemasak, termasuk support, pengaduk dan motor, steam line dan insulasi
  • External Heat Exchanger
  • Pemisah padatan - cairan (Solid Liquid Separators)
  • Tangki Penampung Bubur
  • Unit Fermentasi (Fermentor) dengan pengaduk serta motor
  • Unit Distilasi, termasuk pompa, heat exchanger dan alat kontrol
  • Boiler, termasuk system feed water dan softener
  • Tangki Penyimpan sisa, termasuk fitting
http://indonesiaenergywatch.com

Pemerintah Tidak Intervensi Pertamina



JAKARTA, Investor Daily

Pemerintah tidak akan mengintervensi PT Pertamina terkait pemilihan mitra usaha dalam pengembangan ladang gas Blok Natuna D Alpa di Kepulauan Riauu. Pemerintah menyerahkan sepenuhnya keputusan pemilihan mitra tersebut kepada perseroan.

Menneg BUMN Sofyan Djalil mengatakan, semua keputusan pemilihan mitra di Blok Natuna menjadi keputusan perusahaan migas pelat merah tersebut. “Kementerian tidak akan mengintervensi siapa pun mitra yang nantinya terpilih. Kami tidak mengatur maunya mitra seperti apa, terserah mereka (Pertamina) saja,” ujarnya di Jakarta, Kamis (27/11).

Sofyan menjelaskan, saat ini Pertamina melakukan uji tuntas (beauty contest) terhadap beberapa calon mitra. Sebelumnya, konsultan independen Wood MacKenzie Ltd menetapkan delapan perusahaan migas internasional lolos seleksi berikutnya menjadi calon mitra Pertamina di Natuna D Alpha. Ke delapan perusahaan itu adalah adalah ExxonMobil Corp, Total SA, Chevron Corp, StatOil, dan Royal Dutch Shell plc. Selain itu China National Petroleum Corp, Petroliam Nasional Berhad (Petronas) dan Eni SpA. Pertamina rencananya mengumumkan mitra untuk mengelola Natuna D Alpha, akhir Desember 2008.

Sebelumya, Dirut Pertamina Ari Hernanto Soemarno mengatakan, banyak mitra yang bisa diajak bekerja sama untuk mengelola Blok Natuna. Pertamina akan memilih mitra yang memiliki penguasaan teknologi yang mumpuni selain kemampuan finansial. “Kadar karbondioksidanya tinggi, diperkirakan 70%. Belum lagi investasinya sangat besar, di atas US$ 30 miliar,” ujar Ari di Jakarta, belum lama ini.

Blok Natuna D-Alpha berada di lepas pantai Natuna dan ditemukan pertama kali pada 1973. Natuna D Alpha diperkirakan memiliki cadangan besar, hingga 50 triliun kaki kubik.

Menteri ESDM Resmikan Produksi Minyak Pertama Lapangan North Duri Area 12

RIAU. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro Rabu (26/11) meresmikan produksi minyak pertama (first oil) dari Area 12 proyek North Duri Development (NDD) dikelola PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI). Proyek NDD merupakan pengembangan lanjutan dari Lapangan Duri ini diharapkan dapat memacu kembali produksi minyak Lapangan Duri. Turut mendampingi Menteri ESDM dalam acara tersebut Dirjen Migas, Evita H. Legowo dan Kepala BP Migas, R.Priyono.

Lapangan North Duri Area 12 yang merupakan pengembangan terbaru sisi utara Lapangan Duri yang diitemukan pada tahun 1941 di Riau, Sumatra. Produksi saat ini diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 34.000 barrel per hari pada 2012 dengan menerapkan teknologi steamflood tahun depan. Teknologi tersebut mampu memperpanjang usia produksi lapangan ini dan meningkatkan angka recovery minyak yang dapat terangkat.

Steamflood merupakan sebuah metode enhanced oil recovery (EOR) di mana uap diinjeksikan ke dalam reservoir untuk meningkatkan angka recovery minyak. Di Lapangan Duri, steamflood terbukti mampu meningkatkan produksi hingga lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan hanya primary recovery. Lapangan Duri saat ini merupakan salah satu proyek steamflood terbesar di dunia.

PETA LADANG MIGAS JAWA TIMUR

Selasa, November 25, 2008

Minyak bumi

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.

Komposisi

Komponen kimia dari minyak bumi dipisahkan oleh proses distilasi, yang kemudian, setelah diolah lagi, menjadi minyak tanah, bensin, lilin, aspal, dll.

Minyak bumi terdiri dari hidrokarbon, senyawaan hidrogen dan karbon.

Empat alkana teringan— CH4 (metana), C2H6 (etana), C3H8 (propana), dan C4H10butana) — semuanya adalah gas yang mendidih pada -161.6°C, -88.6°C, -42°C, dan -0.5°C, berturut-turut (-258.9°, -127.5°, -43.6°, dan +31.1° F). (

Rantai dalam wilayah C5-7 semuanya ringan, dan mudah menguap, nafta jernih. Senyawaan tersebut digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci kering (dry clean), dan produk cepat-kering lainnya. Rantai dari C6H14 sampai C12H26 dicampur bersama dan digunakan untuk bensin. Minyak tanah terbuat dari rantai di wilayah C10 sampai C15, diikuti oleh minyak diesel (C10 hingga C20) dan bahan bakar minyak yang digunakan dalam mesin kapal. Senyawaan dari minyak bumi ini semuanya dalam bentuk cair dalam suhu ruangan.


Minyak pelumas dan gemuk setengah-padat (termasuk Vaseline®) berada di antara C16 sampai ke C20.

Rantai di atas C20 berwujud padat, dimulai dari "lilin, kemudian tar, dan bitumen aspal.

Titik pendidihan dalam tekanan atmosfer fraksi distilasi dalam derajat Celcius:

Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal dari fosil tetapi berasal dari zat anorganik yang dihasilkan secara alami dalam perut bumi. Namun, pandangan ini diragukan dalam lingkungan ilmiah.

Negara penghasil minyak bumi terbesar

(Diurutkan berdasar jumlah produksi tahun 2005) dan total produksi1nya dalam juta barrel per hari

(Diurutkan berdasar jumlah yang diekspor di 2005) dan total ekspor dalam juta barrel per hari

Catatan:
1 Total produksi termasuk minyak mentah, gas alam, kondesat dan cairan lainnya.
2 Amerika Serikat mengkonsumsi seluruh minyak yang diproduksinya.
3 Yang dicetak tebal adalah negara-negara anggota OPEC.

Sumber: Statistika Energi dari pemerintah AS

Kilang minyak


Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia. Produk-produk utama yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain: minyak bensin (gasoline), minyak disel, minyak tanah (kerosene). Kilang minyak merupakan fasilitas industri yang sangat kompleks dengan berbagai jenis peralatan proses dan fasilitas pendukungnya. Selain itu, pembangunannya juga membutuhkan biaya yang sangat besar.

Proses Operasi di dalam Kilang Minyak

Gambar ini memperlihatkan diagram dari proses-proses yang umum berlangsung di dalam kilang minyak. Sumber: UOP

Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak.

Minyak mentah merupakan campuran yang amat kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang minyak tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk yang bermanfaat.

Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:

  • Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih; Proses ini berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.
  • Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:
  • Proses Pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.
  • Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan spesikasi tertentu.
  • Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah, proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses pendukung lainnya.

Peralatan Proses

Proses Distilasi

Gambar ini memperlihatkan proses distilasi (penyulingan) minyak mentah yang berlangsung di Kolom Distilasi.
Gambar ini memperlihatkan proses distilasi (penyulingan) minyak mentah yang berlangsung di Kolom Distilasi.

Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi (penyulingan) yang berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.

Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40 m) dan di dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom, sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang lebih atas.

Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses lebih lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker, dll.

Produk-produk Kilang Minyak

Produk-produk utama kilang minyak adalah:

Kilang Minyak di Indonesia

Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak, antara lain:

Semua kilang minyak di atas dioperasikan oleh Pertamina.

agusstudio2005.blogspot


Jumat, November 21, 2008

Pertamina menerima penghargaan perusahaan idaman serta Ari H. Soemarno sebagai CEO Idaman Warta Ekonomi Perusahaan Idaman dan CEO Idaman 2008 awards


Jakarta, Thursday, November 20 2008 (19:46)
CEO Idaman PT Pertamina (Persero) hari ini mengumumkan telah terpilih sebagai perusahaan idaman di bidang Migas tahun 2008. Ari H. Soemarno juga terpilih sebagai CEO Idaman tahun 2008.

Ari.H. Soemarno menyatakan ,"Terpilih sebagai Perusahaan Idaman Indonesia adalah suatu kehormatan bagi kami, karena serta merta merefleksikan kerja keras dan dedikasi para personil Pertamina yang senantiasa berusaha memberikan hasil terbaik bagi rakyat Indonesia. Dari mulai pencarian sumber sumber minyak dan gas bumi guna mengamakan suplai energi bagi masyarakat, hingga memberikan pelayanan terbaik dalam bentuk kehandalan suplai dan kualitas produk pada setiap SPBU Pasti Pas Pertamina".

"Proses transformasi menuju perusahaan minyak kelas dunia senantiasa terus berjalan di Pertamina, merupakan suatu kebanggan kerja keras kami mulai dihargai. Keberanian melakukan perbaikan dan dedikasi tinggi guna memberikan hasil terbaik menjadi modal utama kami untuk terus berbenah diri. Hingga semakin mantap diri saya, memimpin proses tranformasi ini".

Sekitar 1200 profesional dari berbagai industri menjadi responden dari survey yang dilakukan oleh Warta Ekonomi. Survey ini berupakan rangkaian kegiatan tahunan memilih perusahaan Idaman serta CEO idaman Indonesia dari beberapa industri. Penghargaan ini berlangsung sejak tahun 2007.

Selama tahun 2008, Pertamina telah berhasil mendapat beberapa penghargaan, sebagian kecil diantaranya, Asia Pacific Enterpreneurship Award (APEA) untuk kategori investasi pembinaan sumber daya manusia dan Service Excellence Champions dari Markplus karena berhasil meningkatkan pelayanan secara signifikan pada SPBU Pasti Pas Pertamina.

PT Pertamina (Persero) adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. Saat ini, Pertamina berkomitmen mendorong proses transformasi internal dan pengembangan yang berkelanjutan guna mencapai standar internasional dalam pelaksanaan operasional dan tatakelola lingkungan yang lebih baik, serta peningkatan kinerja perusahaan sebagai sasaran bersama. Sebagai perusahaan migas nasional, Pertamina berkomitmen untuk mewujudkan keseimbangan antara pencapaian keuntungan perusahaan dengan kualitas pelayanan publik. Dengan 51 tahun pengalaman menghadapi tantangan di lingkungan geologi Indonesia, Pertamina merupakan perintis pengembangan usaha gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG).

Lingkup usaha Pertamina termasuk dalam melakukan eksplorasi dan produksi migas; pengolahan kilang minyak, manufaktur dan pemasaran produk-produk energi dan petrokimia; pengembangan BBM nabati, tenaga panas bumi dan sumber-sumber energi alternatif lain.

Kegiatan operasi dan fasilitas infrastruktur Pertamina tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pertamina melayani kebutuhan energi bagi lebih dari 220 juta rakyat Indonesia.


CEO Idaman
CEO Idaman

Minyak Diperkirakan Merosot di Bawah 40 Dollar AS




Sabtu, 22 November 2008

HOUSTON, SABTU - Harga reguler bensin di AS turun 53 sen per liternya dan mencapai angka terendah dalam kurun 3 tahun terakhir. Sementara di tengah keguncangan harga minyak, kontrak pengiriman minyak mentah di bursa komoditas New York Mercantile Exchange justru mencatat kenaikan.

Harga minyak mentah telah terjun bebas atau merosot dua pertiga dari rekor kenaikannya Juli lalu. Kemerosotan itu disusul oleh penurunan harga bensin di AS. Beberapa analis memperkirakan harga minyak mentah dapat anjlok hingga di bawah 40 dollar AS per barrel.

Di bursa New York Mercantile Exchange, kontrak pengiriman minyak mentah light, sweet untuk Januari tahun depan naik 51 sen serta ditutup pada 49,93 dollar AS per barrel. Pada sesi awal, kontrak ini sempat menyentuh 48,25 dollar AS per barrel atau angka terendah sejak 18 Mei 2005.

Harga minyak telah merosot akibat keguncangan ekonomi global yang berdampak ke menurunnya permintaan minyak. Dalam sebuah catatan untuk para kliennya, perusahaan sekuritas Tudor Pickering Holt & Co. menjelaskan keprihatinan terhadap masalah ekonomi jelas akan memicu organisasi eksportir minyak OPEC kembali mengurangi kuota produksinya.

OPEC yang menyuplai 40 persen minyak global telah menurunkan kuotanya hingga 1,5 juta barrel per hari bulan lalu. Beberapa analis memprediksi OPEC akan kembali menurunkan kuotanya dalam pertemuannya pada 17 Desember mendatang.

Subsidi BBM Kian Menipis


Sabtu, 22 November 2008 | 06:01 WIB

JAKARTA, SABTU - Persediaan anggaran subsidi bahan bakar minyak dilaporkan kian menipis. Hingga 14 November 2008, realisasi subsidi BBM dan gas mencapai Rp 118,6 triliun atau 93 persen dari target APBN Perubahan 2008, yakni Rp 126 triliun, sehingga tinggal tersisa 7 persennya.

Dirjen Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan Herry Purnomo mengungkapkan hal itu di Jakarta, Jumat (21/11).

Menurut Herry, sejak 14 November 2008 hingga kemarin, Pertamina belum mengajukan lagi permohonan pencairan belanja subsidi BBM dan gas. Namun, pemerintah telah mempersiapkan diri jika realisasi anggaran subsidi itu melonjak dari pagu APBN-P 2008.

”Namun, setiap perubahan pagu itu harus diikuti perubahan DIPA (daftar isian pelaksanaan anggaran). Tanpa perubahan DIPA, saya tidak bisa mencairkan dananya,” ujar Herry.

Perhitungan realisasi subsidi BBM dan gas tersebut belum termasuk penggunaan anggaran dana cadangan risiko fiskal senilai Rp 8,5 triliun. Anggaran ini hanya dipakai jika asumsi yang ditetapkan sebagai parameter subsidi BBM dan gas berubah signifikan, antara lain ada kenaikan harga minyak mentah dunia yang menyebabkan subsidi meningkat.

Secara keseluruhan, anggaran subsidi energi dalam APBN-P 2008 mencapai Rp 187,09 triliun. Dari anggaran itu, pemerintah telah mencairkan Rp 172 triliun atau 92 persen dari total. Subsidi energi terbagi atas subsidi BBM dan elpiji Rp 126,8 triliun dan subsidi listrik yang diberikan ke PT PLN Rp 60,29 triliun.

”Realisasi subsidi listrik itu masih terus bertambah karena dua hari lalu saya sudah mencairkan kembali subsidi listrik sekitar Rp 5 triliun,” ujar Herry.

Tunggu akhir tahun

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan, pihaknya sengaja tidak menggunakan dana cadangan risiko fiskal Rp 8,5 triliun itu karena masih menunggu realisasi subsidi BBM hingga akhir tahun. ”Kami masih membuat langkah konservatif. Belanja kecil yang tidak terpakai dimasukkan ke sana (kebutuhan subsidi BBM). Kami amankan dulu sampai keadaan lebih baik,” ujarnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan Kantor Menko Perekonomian Bayu Krisnamurthi menyebutkan, tekanan terhadap subsidi BBM diharapkan berkurang mulai tahun 2009 karena pemerintah menggunakan bahan bakar nabati (BBN). Tahun depan, akan ada 550.000 ton minyak sawit mentah (CPO) yang akan keluar dari pasar tradisionalnya (industri minyak goreng) ke Pertamina. Pertamina mengolah CPO sebagai bahan baku BBN.

”Pada 2009 kontrak sudah disepakati, sekitar 550.000 ton CPO akan masuk ke industri BBN dalam negeri. Ini diharapkan bisa memperbaiki harga jual CPO sekitar 5-10 persen dari harga saat ini (500 dollar AS per ton), setidaknya pada pengiriman 3-4 bulan mendatang,” ujar bayu.

Jumat, November 14, 2008

Zero Losses : Masyarakat Diuntungkan





A. Faisal Pengantar Redaksi :
Pertamina terus berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan memrombak semua sistem di Depot Plumpang menjadi serba otomatis. Dengan adanya perubahan sistem tersebut diharapkan kebocoran ataupun kekurangan meter tidak lagi terjadi dan mayarakatpun diuntungkan. Berikut petikan wawancara dengan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina A. Faisal kepada Media Pertamina, mengenai hal tersebut.

Program zero losses di depot telah dilakukan, potensi kebocoran berhasil ditekan. Bisa dijelaskan?

Mengenai kebocoran, kalau dulu kita ada toleransi kehilangan itu sebesar 0,5%. Sekarang kita sudah bisa tekan di bawah 0,1% yakni 0,05%. Bahkan kita ada beberapa hal yang sudah mencapai 0,01%. Jadi kita memang kita sekarang berusaha menekan sampai dengan serendah mungkin ini yang disebut zero losses.

Karena bayangkan saja yang setiap hari dari Depot Plumpang minyak keluar sebesar 25.000 KL per hari maksimal dari sini, kalau 0,5% dari 25.000 KL sudah 125.000 liter kalau loss. Sekarang ini 1.000 - 2.000 KL dan target Pertamina adalah 0%.


Dimana saja terjadi kebocoran tersebut?

Kebocoran disini yang masih ada, karena proses penguapan-penguapan teknis. Kedua, karena ketidakpastian dari meter saja. Tapi secara teknis dan sengaja orang yang membocorkan sudah hilang sekarang.

Jadi kebocoran-kebocoran terjadi karena masalah teknis dari peralatan yang ada. Oleh karena itu sekarang ini kami sempurnakan peralatan yang ada. Tapi kebocoran yang dilakukan secara sengaja biasa terjadi disini, itu sudah dihilangkan sama sekali.


Kalau sebelumnya bagaimana?

Ya, kalau sebelumnya kebocoran terjadi kalau isi di filling set dari ujung ke ujung, orang sudah antri untuk niris. Mulai dari masuk sampai keluar tangki orang sudah siap mengambil jatahnya.

Bisa juga ketika mau mengisi meterannya tidak jalan, dengan manual bisa diatur. Mau ditambah 100 liter atau 200 liter bisa saja. Sekarang ini sudah tidak ada kemungkinan, karena sudah otomatisasi dan semua peralatannya sudah otomatis dan sudah tepat semua yang diambil sesuai dengan meterannya.

Sekarang kalau dibilang adanya loss itu hanya karena ketidak akuratan antara teknis yang ada ataupun pos penguapan yang terjadi karena kebocoran-kebocoran yang terjadi karena pipa.


Kalau kebocoran sudah dapat diatasi, apakah ada kemungkinan bahan bakar dapat menjadi murah harganya?

Artinya, Pertamina lebih efisien. Nah, kita mempunyai program efisien yang luar biasa secara keseluruhan di Indonesia. Kemarin tahun 2007, kita sudah bisa saving lebih kurang Rp 2 triliun dari loss dari seluruh Indonesia. Jadi sekarang ini kita mengupayakan ini terus, jadi harganya akan menambah margin atau keuntungan Pertamina.


Bagaimana dengan target tahun 2008?

Untuk tahun 2008, kami ada target-target lagi, yaitu kita mencoba untuk saving dari sisi Perkapalan sebesar Rp 1 trliun lagi.

Tapi ini kita upayakan karena masih menghadapi berbagai macam kendala, apalagi kapal-kapal milik Pertamina sudah banyak yang tua. Sehingga menyebabkan kadang-kadang terjadi penumpahan-penumpahan dan hal itulah yang ingin kita hindari sekarang ini.

Dan kita juga ingin meremajakan armada milik kita juga.


Dengan terobosan seperti zero losses, apa yang sebenarnya didapat oleh masyarakat?

Keuntungan bagi masyarakat dengan efisiensi yang terjadi di Pertamina adalah pelayanan masyarakat menjadi lebih baik dan masyarkatpun akhirnya diuntungkan. kalau dulu misalnya truk dari Plumpang ke SPBU itu hilang 100-200 liter jadi yang diterima oleh SPBU juga segitu.

Padahal pihak SPBU telah membayar full.

Misalnya dia ambil 10.000 liter, masuk ke SPBU tinggal 9500 liter, otomatis dia rugi. Untuk menutupi kerugian itu bagaimana? Biasanya mereka akan main di meteran untuk konsumen atau masyarakat.

Tapi karena sekarang sudah dijamin SPBU apa yang dibayar segitu juga yang dia terima. Jadi pengusaha pompa bensin tidak ada alasan lagi untuk tidak memberikan pelayanan yang tepat kepada masyarakat. Dengan adanya sistem tersebut yang diuntungkan masyarakat, dengan mendapatkan haknya yaitu tepat ukuran sesuai dengan apa yang dibayarnya.


Apa mungkin kalau ini ditekan semua, harga akan menjadi murah?

Bisa anda lihat, biaya Pertamina itu hanya 9% totalnya. Dari total cost yang ada disini. Jadi kalau kita dapat apapun yah nol, semua loss ditekan Pertamina tidak dapat apapun. Bukan karena Pertamina tidak dibayar, tapi karena harganya hanya turun 9%.

Jadi kalau harga keekonomiannya Rp10.000, berarti Pertamina hanya dapat Rp 9.000. Itu menandakan kita tidak mendapatkan apa-apa. Biaya Pertamina tidak diganti, keuntungan Pertamina tidak ada, biaya kita hanya Rp 1.000 perak per liternya.

Jadi Pertamina dibayar nol pun, atau tidak dibayar, tidak dikasih biaya penggantian dan untungnya pun hanya turun Rp 1.000. Karena 90% daripada biaya BBM itu karena dari harga minyak. Lebih dari 90% karena biaya minyak, karena biaya Pertamina hanya 9%.

Jadi tolong dipahami oleh masyarakat. Seefisienpun Pertamina, dan tidak dibayar margin kita hanya turun 9%